Friday, May 23, 2025

Apa Itu Retargeting dan Cara Kerjanya dalam Iklan Digital

 


Peran Retargeting dalam Strategi Digital Marketing

Dalam dunia strategi digital marketing yang semakin kompleks dan kompetitif, memenangkan perhatian konsumen tidak cukup hanya dengan menjangkau sebanyak mungkin orang. Kunci kesuksesan kampanye kini terletak pada kemampuan untuk menampilkan iklan kepada orang yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam konteks yang relevan. Inilah peran penting yang dimainkan oleh retargeting.

Retargeting adalah taktik yang memungkinkan bisnis untuk menampilkan iklan kepada audiens yang sudah pernah berinteraksi dengan brand mereka. Ini bisa berupa kunjungan ke situs web, membuka email, atau bahkan hanya berhenti di keranjang belanja. Dengan pendekatan ini, brand bisa mengubah ketertarikan pasif menjadi aksi nyata.

Mari kita bahas secara mendalam tentang apa itu retargeting, bagaimana cara kerjanya, jenis-jenis retargeting, serta tips dan strategi agar kampanye retargeting Anda lebih efektif dan sesuai dengan praktik terbaik SEO terbaru.


Apa Itu Retargeting?

Retargeting, juga dikenal sebagai remarketing, adalah strategi dalam pemasaran digital yang berfokus pada penargetan ulang terhadap pengguna internet yang sebelumnya telah berinteraksi dengan brand Anda. Interaksi ini bisa berupa mengunjungi situs web, mengklik iklan, atau membuka email promosi. Tujuan utama retargeting adalah membawa kembali pengguna yang belum menyelesaikan aksi, seperti melakukan pembelian atau mendaftar layanan.

Meskipun istilah retargeting dan remarketing kerap digunakan secara bergantian, keduanya memiliki perbedaan teknis. Retargeting biasanya mengacu pada iklan display berbasis cookie atau pixel tracking, sedangkan remarketing lebih berfokus pada interaksi melalui email marketing.

Mengapa Retargeting Efektif?

Data menunjukkan bahwa:

  • Menurut Criteo, pengunjung yang ditargetkan ulang 70% lebih mungkin melakukan konversi dibandingkan dengan pengunjung baru.

  • WordStream mencatat bahwa click-through rate (CTR) dari iklan retargeting 10 kali lebih tinggi dibandingkan iklan display konvensional.

Ini menunjukkan bahwa retargeting mampu memaksimalkan hasil dari audiens yang telah menunjukkan ketertarikan awal.

Cara Kerja Retargeting

Retargeting bekerja dengan bantuan cookie atau pixel yang dipasang di situs web Anda. Saat seseorang mengunjungi halaman tertentu di situs Anda, pixel akan menandai pengguna tersebut dan menyimpan data kunjungannya. Setelah pengguna tersebut meninggalkan situs, mereka akan mulai melihat iklan brand Anda saat menjelajahi situs lain, menggunakan media sosial, atau menonton video di platform video sharing.

Alur Umum Retargeting:

  1. Pengguna mengunjungi halaman produk atau layanan Anda.

  2. Pixel secara otomatis merekam kunjungan tersebut.

  3. Saat pengguna menjelajahi situs atau aplikasi lain, iklan Anda akan muncul berdasarkan data tersebut.

Platform Populer untuk Retargeting:

  • Google Ads: Menawarkan retargeting untuk iklan display dan pencarian.

  • Meta Ads (Facebook & Instagram): Menyediakan opsi penargetan ulang berdasarkan interaksi pengguna di platform.

  • TikTok Ads: Cocok untuk menjangkau pengguna Gen Z dengan video pendek yang sesuai konteks.

Ilustrasi cara kerja retargeting: pengguna melihat iklan produk setelah meninggalkan situs web


Jenis-Jenis Retargeting

1. Site Retargeting

Menampilkan iklan kepada pengguna yang sebelumnya mengunjungi situs Anda. Sangat efektif untuk mengingatkan pengguna yang meninggalkan keranjang belanja atau belum menyelesaikan pendaftaran.

2. Email Retargeting

Menargetkan ulang pengguna berdasarkan interaksi mereka terhadap email promosi. Contohnya, iklan bisa diarahkan hanya kepada mereka yang membuka email tapi tidak mengklik link di dalamnya.

3. Search Retargeting

Menampilkan iklan kepada orang yang pernah mencari kata kunci tertentu, meskipun belum pernah mengunjungi situs Anda. Strategi ini memperluas jangkauan audiens berdasarkan intensi pencarian.

4. CRM-Based Retargeting

Menggunakan data pelanggan dari sistem Customer Relationship Management (CRM) seperti alamat email atau nomor telepon untuk membuat audiens khusus di platform iklan. Cocok untuk kampanye eksklusif atau upselling ke pelanggan lama.

Baca Juga: Cara Membangun Funnel Efektif dengan Konten

Manfaat dan Tantangan Strategi Retargeting

Manfaat Retargeting:

  • Peningkatan Konversi: Menargetkan pengguna yang sudah mengenal brand lebih efektif daripada cold audience.

  • Efisiensi Biaya Iklan: Mengurangi pemborosan budget dengan hanya menargetkan prospek yang relevan.

  • Penguatan Brand Awareness: Eksposur berulang membangun kepercayaan dan memori merek yang kuat.

Tantangan Retargeting:

  • Ad Fatigue: Pengguna bisa bosan melihat iklan yang sama berulang kali.

  • Masalah Privasi: Kekhawatiran konsumen terhadap pelacakan digital yang agresif.

  • Ketergantungan pada Cookie Pihak Ketiga: Banyak browser kini membatasi cookie pihak ketiga demi perlindungan privasi.

Tips Mengatasi Tantangan:

  • Gunakan rotasi desain dan variasi copy iklan.

  • Batasi frekuensi tayang iklan (frequency capping).

  • Tawarkan opsi opt-out dan transparansi soal penggunaan data pengguna.


Contoh Nyata Retargeting

Studi Kasus Lokal – Tokopedia

Tokopedia menerapkan strategi site retargeting untuk pengguna yang meninggalkan halaman produk tanpa membeli. Hasilnya:

  • CTR meningkat 30%

  • Cost-per-acquisition turun 25%

Studi Kasus Global – Booking.com

Booking.com dikenal dengan strategi dynamic retargeting yang sangat agresif. Mereka menyajikan iklan berisi rekomendasi hotel serupa kepada pengguna yang tidak menyelesaikan pemesanan. Strategi ini efektif mendorong pengguna kembali ke situs untuk menyelesaikan booking.


Tips Menerapkan Strategi Retargeting yang Efektif

1. Tentukan Tujuan Kampanye

Apakah Anda ingin meningkatkan konversi, mendatangkan kembali traffic, atau membangun brand awareness? Tujuan ini menentukan pendekatan kreatif dan teknis yang akan digunakan.

2. Segmentasi Audiens

Pisahkan pengguna berdasarkan perilaku mereka di situs, misalnya:

  • Pengunjung halaman produk

  • Pengunjung blog informatif

  • Pengguna yang menambahkan produk ke keranjang namun tidak checkout

3. Uji A/B Konten Iklan

Coba berbagai kombinasi headline, gambar, dan call-to-action (CTA) untuk menemukan versi yang paling efektif dalam mendorong klik dan konversi.

4. Sesuaikan dengan Funnel Marketing

  • Top of Funnel (TOFU): Edukasi, awareness, artikel blog.

  • Middle of Funnel (MOFU): Perbandingan produk, demo, testimoni.

  • Bottom of Funnel (BOFU): Penawaran eksklusif, urgensi beli, CTA langsung.


FAQ 

Apa perbedaan antara retargeting dan remarketing?

Retargeting biasanya merujuk pada iklan display berbasis cookie/pixel, sementara remarketing lebih berfokus pada email atau interaksi langsung melalui CRM.

Apakah retargeting hanya efektif untuk e-commerce?

Tidak. Retargeting juga efektif untuk sektor B2B, jasa, edukasi online, dan startup SaaS—selama ada titik interaksi yang bisa ditandai dan dioptimalkan kembali.

Apakah retargeting masih relevan dengan adanya pembatasan cookie?

Masih relevan, tapi perlu pendekatan baru seperti first-party data, login tracking, dan integrasi CRM untuk menjaga efektivitas kampanye.

Retargeting adalah salah satu strategi digital marketing yang sangat powerful dalam meningkatkan ROI kampanye iklan. Dengan menargetkan pengguna yang sudah tertarik, Anda tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga meningkatkan peluang konversi secara signifikan.

Dalam menghadapi tantangan seperti ad fatigue dan isu privasi, penting untuk menggunakan strategi kreatif, transparansi data, serta adaptasi teknologi terbaru seperti first-party data. Kombinasi yang tepat antara segmentasi, konten personal, dan platform yang sesuai akan memastikan bahwa retargeting menjadi pendorong konversi yang efektif dalam digital marketing Anda.


Postingan Terkait

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *