Kasus-Kasus Penting Penegakan Hukum oleh Pemerintah: Refleksi Komitmen dan Tantangan

Pemerintah dan Penegakan Hukum
Sepanjang
tahun 2024 hingga pertengahan 2025, Indonesia menyaksikan sejumlah langkah
tegas dalam penegakan hukum yang memperlihatkan wajah serius pemerintah dalam
menindak pelanggaran.
Dari kasus
korupsi berskala nasional hingga pengungkapan jaringan kejahatan lintas negara,
komitmen terhadap supremasi hukum terus diuji.
Langkah-langkah ini menjadi barometer publik atas efektivitas aparat penegak hukum, serta ujian terhadap konsistensi pemerintah dalam memberantas praktik ilegal di berbagai sektor.
Kasus Korupsi Jalan Nasional: Rp230
Miliar Raib
Penindakan
oleh KPK dan Transparansi Proyek Infrastruktur
Salah satu
kasus yang mencuri perhatian publik adalah korupsi dalam proyek jalan nasional
di Sumatera. KPK menetapkan lima tersangka, termasuk seorang pejabat eselon II
di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta pihak swasta.
Dengan
kerugian negara ditaksir mencapai Rp230 miliar, kasus ini menyoroti lemahnya
pengawasan internal dan masih rentannya praktik suap dalam proyek strategis
nasional.
Relevansi
Kasus untuk Reformasi Birokrasi
Kasus ini
memunculkan pertanyaan besar: sejauh mana reformasi birokrasi telah berjalan?
Apakah mekanisme tender dan pengawasan proyek cukup transparan? Penindakan KPK
memang diapresiasi, namun publik juga menuntut pencegahan dini dan
sistem yang lebih tahan terhadap korupsi.
Sindikat Perdagangan Orang: Luka di
Perbatasan NTT
Pengungkapan
oleh Mabes Polri
Polri
membongkar jaringan perdagangan orang lintas negara yang beroperasi dari
wilayah perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT). Lebih dari 200 warga negara
Indonesia dilaporkan menjadi korban, sebagian besar dikirim ke Timur Tengah
dengan janji pekerjaan, namun berakhir dalam eksploitasi.
Mirisnya,
beberapa aparat diduga terlibat memfasilitasi keberangkatan ilegal tersebut.
Pemerintah Dituntut Perkuat Pengawasan dan Perlindungan
Pelanggaran HAM: Masa Lalu yang Belum
Usai
37 Kasus
Diproses pada 2024
Menurut Komnas
HAM, sepanjang 2024 terdapat 37 kasus pelanggaran HAM berat yang diproses,
termasuk beberapa kasus lama yang kembali dibuka. Ini menjadi sinyal positif
bahwa negara mulai menghadirkan keadilan bagi korban dan keluarga.
Namun, banyak
kalangan menilai proses ini masih lambat dan kurang transparan.
Penegakan
Hukum Harus Berkeadilan
Prof. Mahendra dari Universitas Airlangga menyampaikan bahwa keberanian membuka kasus lama patut diapresiasi.

Tantangan Penegakan Hukum: Antara Harapan
dan Realita
Kepastian Hukum dan Independensi Aparat
Meski deretan kasus besar berhasil
diungkap, masih ada pekerjaan rumah besar: meningkatkan kepercayaan publik
terhadap sistem hukum nasional. Salah satunya
melalui penguatan lembaga, reformasi prosedural, serta keberanian menghadapi
intervensi politik.
Penegakan
Hukum Tak Bisa Berdiri Sendiri
Aspek
pencegahan, edukasi hukum masyarakat, serta keterlibatan publik perlu
diperkuat. Dukungan masyarakat sipil, media, dan akademisi dapat membantu
menjaga akuntabilitas dan mencegah kasus serupa terulang.
Mengawal Proses Hukum dengan Kritis
Langkah
penegakan hukum oleh pemerintah selama dua tahun terakhir menunjukkan komitmen
yang tidak bisa diabaikan. Namun, efektivitas jangka panjang bergantung pada transparansi,
akuntabilitas, dan konsistensi dalam setiap proses hukum.
Ajakan
terakhir adalah untuk terus mengawal proses-proses hukum secara kritis namun
konstruktif, karena hanya dengan partisipasi aktif masyarakat, supremasi
hukum dapat benar-benar ditegakkan

