Peraturan Daerah sebagai Pengaturan Hukum di Tingkat Lokal
.png)
Pernahkah
kamu bertanya-tanya, kenapa di satu kota ada aturan hari bebas kendaraan (car
free day), sementara di kota lain tidak? Atau kenapa tarif parkir resmi di
kotamu bisa berbeda dengan kota sebelah? Jawabannya ada pada sebuah instrumen
hukum yang sangat dekat dengan kita, yaitu Peraturan Daerah atau yang sering
disingkat Perda.
Mungkin
istilah ini terdengar formal dan jauh dari kehidupan sehari-hari. Padahal,
Perda adalah "aturan main" yang mengatur banyak aspek kehidupanmu di
tingkat lokal. Yuk, kita kenali lebih dalam apa itu Perda dan kenapa kamu
sebagai warga perlu mengetahuinya!
Apa Sebenarnya Peraturan
Daerah (Perda) Itu?
Secara
sederhana, Perda adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh
Pemerintah Daerah (Gubernur, Bupati, atau Walikota) bersama dengan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Perda ini berfungsi sebagai landasan hukum
untuk menyelenggarakan otonomi daerah, yaitu kewenangan daerah untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya.
Anggap
saja seperti ini: Indonesia punya aturan besar di tingkat nasional
(Undang-Undang), nah, setiap provinsi dan kabupaten/kota juga punya aturan
spesifik di tingkat lokal (Perda) yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
daerahnya masing-masing.
Kenapa
Setiap Daerah Membutuhkan Perda?
Keberadaan
Perda sangat krusial karena beberapa alasan penting yang dampaknya langsung
kamu rasakan:
1.
Mengatur
Keunikan dan Potensi Lokal
Indonesia
sangat beragam. Apa yang cocok di pegunungan belum tentu cocok di pesisir.
Perda memungkinkan daerah untuk membuat aturan yang sesuai dengan karakteristik
sosial, budaya, dan potensi ekonominya. Contohnya, Perda tentang pariwisata di
Bali akan berbeda dengan Perda tentang kawasan industri di Karawang.
2.
Menjadi
Dasar Pungutan Pajak dan Retribusi Daerah
Pernah
bayar pajak restoran, hotel, atau retribusi parkir dan kebersihan? Semua
pungutan resmi itu harus memiliki dasar hukum, dan dasar hukumnya adalah Perda.
Dana yang terkumpul dari pajak dan retribusi ini kemudian menjadi Pendapatan
Asli Daerah (PAD) yang digunakan untuk membiayai pembangunan di daerahmu,
seperti perbaikan jalan, pembangunan sekolah, dan fasilitas umum lainnya.
3.
Menjaga
Ketertiban Umum dan Kenyamanan Bersama
Aturan
mengenai pengelolaan sampah, jam operasional tempat hiburan, penataan pedagang
kaki lima (PKL), hingga Izin Mendirikan Bangunan (IMB) semuanya diatur dalam
Perda. Tujuannya jelas, yaitu untuk menciptakan lingkungan yang tertib, aman,
dan nyaman untuk ditinggali oleh semua warga.
4.
Melaksanakan
Peraturan yang Lebih Tinggi
Terkadang,
undang-undang di tingkat nasional memberikan mandat kepada pemerintah daerah
untuk membuat aturan teknis pelaksanaannya. Nah, Perda inilah yang menjadi
jembatan untuk menerjemahkan kebijakan nasional agar bisa diterapkan secara
efektif di tingkat lokal.
Bagaimana Sebuah Perda Dibuat?
Proses
pembuatan Perda tidak bisa sembarangan karena menyangkut hajat hidup orang
banyak. Secara umum, tahapannya adalah sebagai berikut:
- Perencanaan: Usulan bisa datang dari kepala
daerah (Gubernur/Bupati/Walikota) atau dari inisiatif DPRD.
- Penyusunan: Naskah akademik dan draf awal
Perda disiapkan. Di tahap ini, sering kali ada uji publik untuk meminta
masukan dari akademisi dan masyarakat.
- Pembahasan: Draf tersebut dibahas bersama
antara pihak eksekutif (pemerintah daerah) dan legislatif (DPRD) hingga
mencapai kesepakatan.
- Persetujuan
dan Pengesahan:
Setelah disetujui bersama, kepala daerah akan menandatangani Perda
tersebut untuk disahkan.
- Pengundangan: Perda kemudian diumumkan
kepada publik dengan cara dicatatkan dalam Lembaran Daerah agar semua
orang tahu dan aturan tersebut resmi berlaku.
Jadi,
lain kali kamu melihat ada aturan baru di kotamu, ingatlah bahwa itu adalah
hasil dari sebuah proses hukum di tingkat lokal yang dirancang untuk mengatur
kehidupan kita bersama. Menjadi warga yang peduli terhadap Perda berarti kamu
juga ikut andil dalam membangun daerahmu.
FAQ
1. Apakah sebuah Perda
bisa dibatalkan jika dianggap bermasalah?
Tentu bisa. Sebuah Perda
dapat diuji dan dibatalkan jika bertentangan dengan peraturan yang lebih
tinggi, kepentingan umum, atau kesusilaan. Pembatalan ini bisa dilakukan
melalui proses judicial review (hak uji materi) di Mahkamah Agung, atau
melalui evaluasi dan pembatalan oleh pemerintah pusat (misalnya oleh
Kementerian Dalam Negeri).
2. Di mana saya bisa
membaca atau mencari Perda yang berlaku di daerah saya?
Cara termudah adalah
dengan mengunjungi situs JDIH (Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum)
milik pemerintah daerah tempat kamu tinggal. Misalnya, "JDIH Provinsi Jawa
Timur" atau "JDIH Kota Surabaya". Di sana, kamu bisa mencari dan
mengunduh berbagai produk hukum daerah, termasuk Perda.
3. Apa bedanya Perda
dengan Perkada (Peraturan Kepala Daerah)?
Keduanya adalah peraturan
di tingkat lokal, tapi pembuatnya berbeda. Perda dibuat bersama antara
Kepala Daerah dan DPRD. Sementara Perkada (bisa berupa Peraturan
Gubernur/Pergub, Peraturan Bupati/Perbup, atau Peraturan Walikota/Perwali)
dibuat oleh Kepala Daerah sendiri untuk melaksanakan perintah dari Perda atau
peraturan yang lebih tinggi. Hierarkinya, Perda lebih tinggi daripada Perkada.
4. Sebagai warga biasa,
bisakah saya ikut mengusulkan atau memberi masukan dalam pembuatan Perda?
Sangat bisa dan
dianjurkan! Kamu bisa menyalurkan aspirasi atau masukan melalui anggota DPRD di
daerah pilihanmu. Selain itu, sering kali pemerintah daerah atau DPRD
mengadakan acara dengar pendapat atau uji publik saat menyusun sebuah draf
Perda. Ikut serta dalam forum-forum seperti ini adalah cara efektif untuk
berpartisipasi.
.png)

