Ini Alasan Ujian TKA Jadi Penentu Kelulusan

Ini Alasan Ujian TKA Jadi Penentu Kelulusan

Sevenstar Indonesia Tes Kemampuan Akademik (TKA) secara resmi telah diberlakukan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) sebagai asesmen standar nasional untuk mengukur capaian akademik murid.

Sejak pengumumannya, muncul perdebatan hangat, terutama mengenai status TKA: Apakah tes ini kembali menjadi penentu kelulusan murid, menggantikan peran Ujian Nasional (UN) yang sempat ditiadakan?

Jawaban atas pertanyaan ini tidak dapat dijawab dengan sekadar "ya" atau "tidak" tanpa memahami nuansa kebijakan yang mendasarinya. Secara umum, TKA bukanlah penentu kelulusan bagi mayoritas murid sekolah formal. Namun demikian, TKA menjadi syarat mutlak dan penentu kelulusan bagi segmen murid tertentu.

Untuk mengupas tuntas mengapa TKA disebut "penentu kelulusan," kita perlu membedah fungsi esensial TKA dalam dua konteks krusial: ranah pendidikan formal dan ranah penyetaraan hasil belajar.


TKA Bukan Pengganti Ujian Kelulusan Formal

Penting untuk dipahami, sebagaimana ditegaskan berulang kali oleh Kemendikdasmen, bahwa TKA dirancang sebagai asesmen standar untuk mengukur kemampuan akademis secara objektif, bukan sebagai tolok ukur tunggal penentu kelulusan sekolah formal. Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi tekanan pada siswa yang kerap terjadi di era UN.

Penentu Kelulusan yang Sesungguhnya

Bagi murid yang menempuh pendidikan di jalur formal (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK), status kelulusan mereka tetap menjadi hak dan kewenangan satuan pendidikan masing-masing. Kriteria kelulusan formal didasarkan pada tiga komponen utama, yang jauh lebih holistik daripada hasil satu kali tes:

  1. Penyelesaian Seluruh Program Pembelajaran: Murid harus menuntaskan seluruh mata pelajaran dan program yang disyaratkan kurikulum di sekolah.
  2. Nilai Rapor yang Memadai: Capaian hasil belajar murid secara konsisten dari semester awal hingga akhir. Nilai rapor adalah indikator komprehensif dari proses belajar jangka panjang.
  3. Lulus Ujian Sekolah (Asesmen Sumatif Akhir): Murid wajib lulus dalam ujian yang diselenggarakan oleh sekolah, baik tertulis maupun praktik, yang mengukur penguasaan kompetensi dasar.
  4. Sikap dan Perilaku: Kelulusan juga mempertimbangkan aspek karakter, etika, dan kedisiplinan murid, yang dibuktikan melalui penilaian sikap.

Dalam konteks sekolah formal, hasil TKA lebih difungsikan sebagai alat evaluasi tambahan untuk memetakan kemampuan siswa dan memberikan data objektif (validator rapor) saat mendaftar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (seperti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi atau SNBP). Murid dengan nilai TKA rendah tetap dapat dinyatakan lulus dari sekolah formal asalkan memenuhi kriteria kelulusan di atas.


Ini Alasan Ujian TKA Jadi Penentu Kelulusan

Syarat Mutlak Penyetaraan Hasil Belajar: TKA sebagai Penentu Kelulusan Jalur Nonformal

Inilah alasan esensial mengapa TKA diposisikan sebagai "penentu kelulusan" dalam pemberitaan resmi Kemendikdasmen. TKA menjadi syarat wajib sekaligus penentu kelulusan bagi murid yang menempuh pendidikan di jalur nonformal dan informal, seperti Program Paket C atau sekolah rumah (homeschooling) yang tidak berada di bawah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

Landasan Akuntabilitas Pendidikan Informal

Tujuan utama TKA dalam konteks ini adalah menjamin pemenuhan akses dan penyetaraan hasil belajar. Murid dari jalur nonformal atau informal sering kali tidak memiliki nilai rapor atau ujian sekolah yang terstandardisasi secara nasional untuk membuktikan capaian akademik mereka.

Oleh karena itu, TKA berfungsi sebagai:

  1. Pengukur Standar Baku: TKA menjadi satu-satunya alat ukur kompetensi yang terstandardisasi secara nasional untuk mengevaluasi kemampuan akademis murid-murid tersebut.
  2. Penentu Status Lulus/Tidak Lulus: Bagi murid jalur informal dan nonformal, Sertifikat Hasil TKA (SHTKA) akan memuat informasi yang menyatakan apakah murid tersebut memenuhi standar capaian minimum yang ditetapkan pemerintah, dan secara fungsional, lulus untuk mendapatkan pengakuan kesetaraan hasil belajar (setara ijazah) dari jenjang pendidikan yang diikutinya.

Dengan demikian, TKA adalah kunci utama bagi murid dari jalur nonformal untuk memiliki akuntabilitas akademik yang setara dengan murid dari jalur formal, sehingga mereka dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya (misalnya, PTN) atau memasuki dunia kerja dengan bukti kompetensi yang diakui.


TKA Penentu Fungsional untuk Kelulusan Lanjut Studi

Meskipun TKA tidak membatalkan kelulusan dari sekolah formal, perannya sebagai validator menjadikannya penentu fungsional yang krusial bagi "kelulusan" murid ke jenjang pendidikan tinggi.

Validator Rapor untuk Seleksi Akademik

Kemendikdasmen telah sepakat dengan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri bahwa hasil TKA akan digunakan sebagai alat validasi untuk membuktikan kualitas nilai rapor peserta Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Nilai TKA akan memperlihatkan skor dan kategori capaian (mahir, baik, cakap, dsb.) yang memetakan kemampuan berpikir kritis siswa (HOTS, numerik, verbal, dsb.) secara objektif.

Jika nilai rapor seorang murid dinilai sangat tinggi, tetapi capaian TKA-nya berada di kategori rendah, hal itu dapat menimbulkan pertanyaan mengenai validitas nilai rapor tersebut di mata perguruan tinggi.


Sevenstar Indonesia

Sebaliknya, TKA yang kuat dapat mempertegas kualitas rapor dan memberikan nilai tambah yang signifikan dalam persaingan ketat SNBP atau seleksi mandiri. Dengan demikian, TKA berfungsi sebagai filter kompetensi yang canggih, menggantikan fungsi seleksi yang dulu diemban oleh UN.

SHTKA dan Akses ke Beasiswa: Selain itu, TKA juga menjadi penentu fungsional dalam mengakses program beasiswa, pelatihan profesional, atau seleksi masuk sekolah kedinasan yang menjadikan capaian akademik terstandardisasi sebagai prasyarat utama.

Jadi, apakah TKA menentukan kelulusan? Jawabannya terletak pada nuansa: TKA tidak menentukan kelulusan dari satuan pendidikan formal, namun TKA adalah penentu mutlak untuk penyetaraan hasil belajar murid jalur nonformal dan informal. Lebih dari itu, TKA adalah penentu fungsional yang secara signifikan memengaruhi peluang "kelulusan" murid untuk melanjutkan studi ke jenjang Perguruan Tinggi melalui jalur prestasi.

Oleh karena itu, terlepas dari statusnya yang tidak wajib bagi murid sekolah formal, TKA adalah instrumen asesmen yang esensial dan wajib diseriusi. Tes ini adalah cerminan kemampuan kompetensi dasar dan berpikir kritis yang menjadi bekal utama Anda untuk sukses di masa depan.

Penulis: Ika Kurnia Sari - SKARIGA

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *