Cara Bangun Narasi Kasual untuk Digital Marketing dan Gen Z

Cara Bangun Narasi Kasual untuk Digital Marketing dan Gen Z

 Kenapa Penting Ngomong Pakai Bahasa Gen Z?

Dalam dunia digital marketing dan Gen Z, komunikasi bukan sekadar menyampaikan pesan, tetapi membangun koneksi yang otentik. Generasi Z, yang tumbuh di era internet, sangat peka terhadap kecepatan, keaslian, dan interaksi personal.


Mereka lebih menyukai komunikasi yang terasa seperti obrolan ringan ketimbang iklan yang terlalu "polished".


Bagi para marketer, memahami strategi komunikasi Gen Z menjadi keunggulan kompetitif. Narasi kasual yang relatable dapat meningkatkan engagement, memperkuat brand trust, dan mendorong interaksi yang lebih bermakna.



Karakteristik Gaya Bicara Gen Z

1. Simple, to the point, nggak bertele-tele

Gen Z menghargai komunikasi yang efisien. Mereka tidak punya waktu untuk membaca paragraf panjang yang tidak langsung ke poin utama. Maka, buat pesan yang singkat, jelas, dan langsung mengena.


2. Banyak pakai slang & bahasa gaul kekinian

Bahasa sehari-hari Gen Z dipengaruhi oleh tren di platform seperti TikTok, Instagram, hingga forum daring. Penggunaan kata seperti "vibes", "fomo", "no cap", atau "gas" menjadi hal yang lumrah. Namun, penting untuk selalu memahami konteks sebelum mengadopsi slang ini dalam komunikasi brand.


3. Gaya interaktif & suka ngajak ngobrol

Gen Z menyukai komunikasi yang bersifat dialogis. Alih-alih menyampaikan informasi satu arah, ajak mereka berdiskusi, bertanya, atau berpartisipasi dalam konten.


4. Suka humor receh & memes

Meme dan humor ringan adalah bagian integral dari budaya digital Gen Z. Brand yang mampu menggunakan humor dengan tepat dapat membangun kedekatan yang kuat.


5. Punya kecenderungan buat bongkar jargon brand yang terlalu formal

Komunikasi yang terlalu korporat atau jargonistik mudah dipatahkan oleh Gen Z. Mereka lebih memilih narasi yang jujur, transparan, dan terasa personal.

Contoh strategi komunikasi kasual dalam digital marketing untuk menarik Gen Z di media sosial

Cara Membangun Narasi Kasual yang Relatable

1. Kenali tren bahasa yang lagi hits di TikTok, Instagram, X

Agar tetap relevan, marketer perlu aktif memantau tren bahasa di platform-platform utama. Misalnya, Cara Meningkatkan Interaksi dan Engagement di TikTok seringkali melibatkan penggunaan sound viral atau hashtag populer yang juga berpengaruh pada gaya bahasa yang digunakan.


Contoh brand yang sukses menerapkan strategi ini adalah Sephora dan Tokopedia, yang secara konsisten menggunakan bahasa kasual di TikTok untuk membangun keakraban dengan audiens muda.


Baca juga: Cara Kerja Algoritma TikTok 2025: Tips Viral untuk Digital Marketing & Gen Z


2. Gunakan tone of voice yang human & ramah

Tone yang terlalu formal akan membuat Gen Z kehilangan ketertarikan. Gunakan pendekatan yang ramah seolah Anda sedang berbicara dengan teman. Hindari kalimat kaku atau bahasa yang terlalu persuasif.


3. Jangan takut pakai bahasa campur (Indonesia + English / bahasa lokal)

Penggunaan bahasa hybrid seperti "nggak sih?", "literally", atau "relate banget" menciptakan nuansa yang lebih akrab dan sesuai dengan gaya komunikasi Gen Z.


4. Hindari kalimat formal, bikin seolah ngobrol bareng

Gantilah kalimat iklan standar seperti "Dapatkan diskon 20% hari ini" menjadi "Buruan deh, diskon 20% cuma buat hari ini!". Kalimat seperti ini jauh lebih mengundang interaksi.


5. Kasih ruang buat audiens ikut engage

Gunakan fitur interaktif seperti:

• Polling di Instagram Story

• Question box di Threads

• Ajakan komentar di TikTok atau YouTube

Dengan begitu, audiens merasa diajak berpartisipasi aktif dalam percakapan.



Tips Konten: Format & Kanal yang Cocok untuk Gaya Kasual

Video pendek di TikTok & Reels → storytelling ringan

Format video pendek adalah medium yang efektif untuk storytelling ringan. Konten seperti behind the scenes, tutorial sederhana, atau quick tips sangat digemari oleh Gen Z.


IG Story & Threads → tempat buat ngobrol langsung

Gunakan Instagram Story dan Threads sebagai ruang dialog. Fitur Ask Me Anything (AMA) atau Q&A ringan bisa memperkuat hubungan antara brand dan audiens.


Caption Instagram & YouTube Short → padat, fun, ada call to action

Tulis caption yang singkat, menghibur, dan mendorong interaksi. Misalnya: "Team kopi atau team teh? Komentar di bawah ya!"


Podcast & Live Streaming → bangun nuansa casual & unfiltered

Podcast dan live streaming memberikan kesempatan untuk menunjukkan sisi brand yang lebih autentik. Jangan takut tampil apa adanya, karena Gen Z menghargai kejujuran dan transparansi.

Magang Mahasiswa di Malang

Kesalahan yang Harus Dihindari

Overused slang yang udah basi → kesannya cringe

Menggunakan slang yang sudah tidak relevan dapat membuat brand tampak ketinggalan zaman. Selalu update pengetahuan Anda tentang tren bahasa terbaru.


Sok ikut-ikutan tren tanpa paham konteks

Memaksakan penggunaan tren yang tidak sesuai dengan identitas brand dapat merusak kredibilitas. Pastikan setiap elemen komunikasi sejalan dengan strategi komunikasi Gen Z yang telah Anda susun.


Narasi yang maksa banget pengen "kekinian" → malah bikin audiens ilfeel

Upaya yang terlalu dipaksakan untuk terlihat "anak muda banget" akan cepat terbaca oleh Gen Z. Keaslian harus selalu menjadi prioritas utama.


Bahasa yang nggak sesuai value brand → bikin pesan jadi nggak autentik

Jaga keselarasan antara bahasa yang digunakan dengan nilai brand. Misalnya, brand yang mengedepankan isu kesehatan mental harus lebih berhati-hati dalam menggunakan humor atau slang tertentu.


Bangun Hubungan Genuin Lewat Narasi Kasual

Digital marketing dan Gen Z adalah kombinasi yang memerlukan pemahaman mendalam tentang karakter audiens muda. Narasi kasual bukan sekadar mengikuti gaya bicara kekinian, melainkan membangun komunikasi yang tulus dan relevan.


Dengan terus memantau tren, mendengarkan feedback audiens, dan berani bereksperimen, brand Anda dapat menjadi bagian dari percakapan yang bermakna di komunitas Gen Z.


Di dunia digital yang bergerak cepat, kemampuan untuk beradaptasi dalam gaya komunikasi adalah keunggulan penting. Maka, terus belajar, berinovasi, dan yang paling penting—tetap jujur dan autentik dalam membangun hubungan dengan Gen Z.



FAQ

Apa itu narasi kasual dalam digital marketing?

Narasi kasual adalah gaya komunikasi yang ringan, human, dan terasa seperti obrolan sehari-hari. Ini bertujuan membangun kedekatan emosional antara brand dan audiens.


Kenapa penting menggunakan narasi kasual untuk Gen Z?

Gen Z menghargai keaslian dan keterlibatan. Narasi kasual membantu menciptakan hubungan yang lebih personal dan meningkatkan engagement.


Platform apa yang paling cocok untuk strategi narasi kasual?

TikTok, Instagram Reels, IG Story, Threads, YouTube Shorts, Podcast, dan Live Streaming adalah beberapa platform yang sangat cocok untuk menerapkan narasi kasual.


Bagaimana cara menghindari kesan cringe saat menggunakan slang?

Pantau tren bahasa secara rutin dan pastikan penggunaan slang dilakukan secara natural serta sesuai dengan konteks brand Anda.


Apakah semua brand cocok menggunakan narasi kasual?

Tidak semua brand cocok menerapkan narasi kasual sepenuhnya. Penting untuk mempertimbangkan apakah gaya ini sesuai dengan nilai dan positioning brand Anda.


Postingan Terkait

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *