Cara Menghindari Praktik Digital Marketing yang Dianggap Toxic oleh Gen Z

Ide Podcast yang Bisa Menarik Gen Z ke Brand Anda

Mengenal Gen Z sebagai Audiens yang Unik

Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, adalah kelompok konsumen yang sangat berbeda dibanding generasi sebelumnya.

Mereka tumbuh besar dengan internet dan media sosial sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Hal ini membuat Gen Z sangat peka terhadap pesan-pesan pemasaran yang mereka terima. Mereka cepat menangkap apakah sebuah kampanye digital marketing hanya sekadar trik jualan atau benar-benar berisi nilai yang bermakna.

Bagi pemilik brand dan praktisi pemasaran, membangun digital marketing ala Gen Z bukan hanya tentang mengikuti tren terbaru, tetapi juga membangun hubungan yang jujur dan relevan dengan audiens ini. 

Mari kita bahas praktik-praktik digital marketing yang kerap dianggap toxic oleh Gen Z dan bagaimana cara menghindarinya agar brand bisa diterima dan dipercaya oleh generasi ini.


Mengapa Gen Z Lebih Kritis terhadap Digital Marketing?

Kesadaran dan Kecerdasan Digital Gen Z

Gen Z bukan sekadar melek teknologi, mereka juga memiliki kesadaran tinggi terhadap konteks di balik setiap konten yang mereka lihat. 

Mereka terbiasa dengan banjir informasi dari berbagai platform seperti TikTok, Instagram, YouTube, dan lain-lain, sehingga kemampuan mereka dalam memilah konten yang otentik sangat kuat.

Transparansi dan Kejujuran Adalah Kunci

Salah satu hal yang paling diperhatikan Gen Z adalah transparansi brand. Mereka ingin tahu bagaimana sebuah produk dibuat, nilai yang dianut brand, serta bagaimana brand menyikapi isu-isu sosial dan lingkungan. 

Jika brand terkesan menyembunyikan fakta atau hanya menggunakan isu sosial untuk keuntungan pemasaran tanpa tindakan nyata, mereka akan cepat kehilangan kepercayaan.

Contoh Kampanye yang Gagal

Salah satu contoh klasik adalah kampanye yang dianggap meremehkan isu sosial. Gen Z sangat sensitif terhadap pesan yang tidak tulus atau manipulatif, sehingga kampanye yang hanya menjadikan isu sosial sebagai alat marketing tanpa komitmen jelas akan menuai kritik tajam.


Praktik Digital Marketing yang Dianggap Toxic oleh Gen Z

1. Clickbait dan Janji Berlebihan

Judul-judul bombastis atau janji hasil instan seperti “Kaya dalam Seminggu” sering kali diabaikan dan justru merusak reputasi brand. 

Gen Z menghargai kejujuran dan cenderung skeptis terhadap klaim yang tidak realistis.

2. Eksploitasi Budaya dan Appropriasi Budaya

Menggunakan elemen budaya tertentu hanya sebagai hiasan tanpa pemahaman yang dalam atau penghormatan terhadap budaya tersebut akan dianggap tidak sensitif. 

Praktik ini bisa merusak citra brand karena Gen Z sangat peka terhadap isu keadilan budaya.

3. Greenwashing dan Woke-Washing

Gen Z sangat memperhatikan isu lingkungan dan sosial. Jika brand hanya menggunakan isu ini sebagai trik marketing tanpa bukti nyata, mereka akan menilai brand tersebut sebagai tidak jujur dan oportunistik. 

Mereka cenderung melakukan riset untuk memastikan klaim keberlanjutan sebuah brand.

4. Over-komersialisasi Isu Sosial

Menggunakan kampanye sosial hanya untuk meningkatkan penjualan tanpa adanya aksi nyata atau kontribusi berarti dianggap sebagai bentuk manipulasi. 

Misalnya, mengubah logo selama bulan tertentu tanpa mendukung komunitas terkait dianggap tidak lebih dari sekadar strategi pemasaran kosong.

Ide Podcast yang Bisa Menarik Gen Z ke Brand Anda

anak muda Gen Z sedang melihat konten di smartphone, dikelilingi ikon media sosial dan simbol transparansi digital

Prinsip Digital Marketing yang Disukai oleh Gen Z

Keaslian (Authenticity)

Gen Z menghargai konten yang asli dan tidak dibuat-buat. Mereka lebih percaya pada konten yang terasa “raw” dan natural daripada iklan yang sangat dipoles dan terkesan dibuat-buat. Keaslian menjadi fondasi dalam membangun kepercayaan.

Keterlibatan Komunitas

Alih-alih hanya menyampaikan pesan satu arah, Gen Z ingin diajak berinteraksi dan berpartisipasi. 

Menggunakan fitur seperti polling, Q&A, atau mengundang konten buatan pengguna (user-generated content) membuat mereka merasa dihargai dan terlibat langsung dengan brand.

Konsistensi Nilai dan Visi

Brand yang memiliki nilai dan visi yang konsisten, terutama dalam hal sosial dan lingkungan, cenderung mendapatkan dukungan kuat dari Gen Z. 

Mereka lebih memilih brand yang tidak hanya bicara di waktu tertentu saja, tetapi terus menunjukkan komitmen nyata.

Kolaborasi dengan Kreator Relevan

Gen Z lebih percaya pada rekomendasi dari kreator kecil atau mikro-influencer yang mereka anggap jujur dan dekat dengan keseharian mereka. 

Kolaborasi dengan kreator seperti ini dapat membantu brand membangun koneksi yang lebih personal dan autentik.

Sevenstar Indonesia


Tips Membangun Strategi Digital Marketing Ala Gen Z

Dengarkan Bahasa dan Isu yang Mereka Angkat

Melakukan listening aktif di platform seperti TikTok, Twitter, atau Reddit penting untuk memahami bahasa, tren, dan isu yang sedang diperhatikan Gen Z. 

Dengan begitu, brand bisa membuat konten yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Bangun Komunikasi Dua Arah

Pastikan komunikasi antara brand dan audiens berjalan dua arah. Gunakan fitur komentar, balasan pesan, dan feedback dengan cepat dan ramah. 

Gen Z menghargai brand yang responsif dan mudah diajak bicara.

Gunakan Storytelling yang Relatable

Cerita yang mudah dipahami dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari akan lebih mudah diterima dan viral. 

Misalnya, cerita tentang proses produksi, pengalaman karyawan, atau testimoni nyata dari pengguna produk.

Libatkan Gen Z dalam Proses Kreatif

Mengajak Gen Z berpartisipasi dalam ide konten, desain produk, atau pengemasan dapat memperkuat rasa kepemilikan mereka terhadap brand.

Ini juga membangun kedekatan yang lebih kuat.

Adaptasi Gaya Visual dan Bahasa Kekinian

Gunakan bahasa ringan, meme yang relevan, dan tren video pendek seperti “POV” atau “Day in My Life” yang sedang populer di kalangan Gen Z. 

Namun, tetap jaga agar tidak terkesan memaksakan gaya demi tren.

Baca Juga: Ide Podcast yang Bisa Menarik Gen Z ke Brand Anda

Studi Kasus Singkat Brand yang Berhasil Menerapkan Digital Marketing Ala Gen Z

Nike

Nike sukses menyuarakan nilai inklusivitas dan keberagaman secara konsisten, terutama lewat iklan yang menampilkan atlet muda dari berbagai latar belakang. 

Mereka lebih menonjolkan cerita dan empowerment daripada hanya menjual produk.

Gojek

Gojek menggunakan gaya komunikasi yang unik dan dekat dengan keseharian pengguna. Nada sarkastik dan jujur yang mereka gunakan di media sosial membuat konten mereka terasa natural dan mudah viral di kalangan Gen Z.


FAQ

1. Apa yang dimaksud dengan digital marketing ala Gen Z?
Digital marketing ala Gen Z adalah strategi pemasaran digital yang disesuaikan dengan karakteristik dan preferensi generasi Z, yang mengedepankan keaslian, transparansi, keterlibatan, dan nilai sosial.

2. Mengapa Gen Z cenderung menghindari konten iklan yang terlalu “polos”?
Gen Z lebih menyukai konten yang natural dan jujur. Iklan yang terlalu “polos” atau dibuat-buat cenderung dianggap tidak autentik dan kurang dapat dipercaya.

3. Bagaimana cara brand membangun kepercayaan dengan Gen Z?
Brand harus konsisten dalam nilai dan visinya, berkomunikasi secara transparan, melibatkan audiens dalam proses kreatif, dan menggunakan storytelling yang relatable.

4. Apakah penting menggunakan influencer untuk digital marketing ala Gen Z?
Ya, terutama mikro-influencer yang memiliki audiens yang solid dan genuine. Mereka lebih dipercaya oleh Gen Z dibandingkan selebritas besar yang terkesan hanya menjadi wajah iklan.


Gen Z bukan sekadar konsumen, melainkan komunitas yang sangat kritis dan memiliki nilai yang kuat. 

Untuk menjalin hubungan yang bermakna dengan mereka, brand harus berani bertransformasi dari sekadar menjual produk menjadi sahabat yang dipercaya. 

Dengan menghindari praktik digital marketing yang toxic dan membangun digital marketing ala Gen Z yang jujur, kolaboratif, dan autentik,

brand Anda tidak hanya akan dikenal, tetapi juga mampu membangun loyalitas jangka panjang yang kuat.

 


Postingan Terkait

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *