Hindari! 5 Kesalahan Fatal Peserta TKA yang Bikin Gagal Lolos PTN
Sevenstar Indonesia - Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) melalui Tes Kemampuan Akademik (TKA) adalah babak penentuan yang dinanti sekaligus ditakuti oleh jutaan calon mahasiswa. Persiapan akademik berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, sering kali habis-habisan dilakukan.
Namun,
percuma saja jika seluruh usaha belajar keras tersebut harus sia-sia
hanya karena Anda melakukan kesalahan fatal di hari-H. TKA bukanlah
sekadar menguji kecerdasan, tetapi juga menguji strategi, mental, dan
kedisiplinan.
Tingkat
persaingan yang sangat tinggi di Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
menjadikan margin kesalahan sangat tipis. Bahkan, satu poin di TKA dapat
memisahkan Anda dari kursi kampus idaman.
Oleh karena itu, menghindari kesalahan teknis dan strategis di bawah ini sama pentingnya dengan menguasai materi. Berikut adalah 5 kesalahan fatal yang sering terlewat oleh peserta TKA, yang wajib Anda hindari agar hasil ujian tidak bikin gagal lolos PTN.
Mengapa Kesalahan Kecil
Berakibat Fatal di TKA?
Sebelum membedah kesalahan, penting untuk
memahami sifat TKA: ini adalah ujian dengan sistem penilaian Item Response
Theory (IRT). Dalam IRT, nilai suatu jawaban benar tidaklah mutlak,
melainkan ditentukan oleh bobot kesulitan soal dan respons peserta lain.
Artinya:
- Nilai Jawaban
Benar Berbeda:
Menjawab soal yang mudah dengan benar nilainya lebih rendah daripada
menjawab soal yang sulit dengan benar.
- Sistem Minus
Terselubung:
Jika Anda menjawab soal mudah dengan salah, skor Anda bisa turun drastis
karena sistem menganggap Anda seharusnya bisa menjawab soal tersebut.
- Waktu adalah
Skor:
Gagal mengelola waktu berarti Anda kehilangan kesempatan untuk menjawab
soal dengan bobot tinggi.
Dengan
sistem yang sensitif ini, kesalahan kecil bukan lagi sekadar pengurangan skor,
melainkan jebakan maut yang bisa menggagalkan hasil kumulatif TKA Anda.
5 Kesalahan Fatal yang
Wajib Peserta TKA Hindari
1. Tidak Punya Strategi
Waktu (Stuck di Soal Sulit)
Masalah: Peserta seringkali menghabiskan
waktu terlalu lama—bahkan hingga 5-10 menit—untuk satu soal yang sulit di awal
subtes, karena enggan meninggalkannya. Padahal, soal tersebut mungkin memiliki
bobot kesulitan tinggi dan memakan waktu yang sangat vital.
- Dampaknya: Waktu di
subtes terakhir, yang mungkin berisi soal dengan bobot skor tinggi,
menjadi terampas. Anda jadi terburu-buru dan melakukan blunder pada
soal yang sebenarnya mudah.
- Cara
Menghindari (Strategi Skimming): Terapkan strategi '3-Langkah'
untuk setiap subtes:
- Langkah 1
(Skimming Cepat): Jawab semua soal yang dapat diselesaikan dalam
waktu kurang dari 30 detik. Ini membangun momentum dan mengamankan skor
dasar.
- Langkah 2
(Fokus Sedang):
Kembali ke soal yang membutuhkan waktu 1-2 menit perhitungan atau
analisis.
- Langkah 3 (Final): Jika waktu tersisa, baru coba kerjakan soal yang paling sulit. Jangan pernah biarkan satu soal merusak alokasi waktu Anda.
2. Blind Spot
terhadap Sistem Penilaian IRT
Masalah: Ini adalah kesalahan paling teknis
dan sering terlewat. Peserta menganggap semua soal harus dicoba dijawab, bahkan
jika mereka hanya menebak secara membabi buta.
- Dampaknya: Dalam sistem IRT TKA, jawaban salah tidak dikurangi (skor -0), namun menjawab salah pada soal yang dianggap mudah oleh sistem bisa menurunkan skor Anda secara signifikan (efek penurunan skor karena dianggap tidak kompeten). Ini adalah 'minus' terselubung yang bikin nangis di akhir.
- Cara
Menghindari (Strategi Menghitung Risiko):
- Jawab Pasti
Benar:
Prioritaskan soal yang 100% Anda yakini jawabannya benar untuk
mendapatkan skor tinggi.
- Jawab
Spekulatif (50:50): Jika Anda bisa mengeliminasi setidaknya dua opsi
jawaban (50:50), silakan dijawab. Risiko penurunan skor sebanding dengan
potensi kenaikan skor.
- Tinggalkan
(Tidak Tahu Sama Sekali): Jika Anda tidak memiliki ide sama
sekali dan hanya akan menebak, lebih baik tinggalkan. Jawaban yang
dikosongkan tidak memberikan dampak negatif (skor 0) pada sistem IRT. Ini
sering menjadi kunci keberhasilan.
3. Membaca Soal HOTS
Terlalu Cepat dan Asumsi
Masalah: TKA, terutama subtes Penalaran Kuantitatif, Literasi Bahasa Indonesia, dan Literasi Bahasa Inggris, dirancang dengan skema soal berbasis konteks dan HOTS. Soal-soal ini seringkali mengandung distractor (pengecoh) yang sangat halus. Peserta yang membaca cepat cenderung melakukan asumsi alih-alih menganalisis data atau keyword krusial.
- Dampaknya: Jawaban Anda mungkin benar secara konsep umum, tetapi salah secara konteks spesifik soal. Ini terjadi terutama pada soal error recognition atau soal berbasis data grafis.
- Cara
Menghindari (Analisis Kata Kunci):
- Garis Bawahi Keyword
Inti:
Selalu garis bawahi kata kunci seperti 'kecuali', 'paling mungkin',
'tidak relevan', atau data numerik spesifik dalam teks atau tabel.
- Validasi Opsi Jawaban: Jangan pernah berhenti membaca setelah menemukan jawaban yang terlihat benar. Selalu cek semua opsi jawaban lain untuk memastikan Anda memilih yang paling tepat dan komprehensif.
4. Fokus Belajar yang
Salah dan Mengabaikan Subtes Krusial
Masalah: Banyak peserta hanya fokus pada materi yang mereka kuasai atau sebaliknya, terlalu fokus pada kelemahan mereka hingga mengabaikan subtes lain yang memiliki bobot kelulusan lebih tinggi.
- Dampaknya: Misalnya, calon mahasiswa Kedokteran terlalu fokus pada Fisika, padahal bobot Penalaran Matematika dan Literasi Bahasa Indonesia di SNBT mungkin lebih menentukan skor akhir. Atau, peserta Soshum mengabaikan Literasi Bahasa Inggris.
- Cara
Menghindari (Strategi Prioritas):
- Pahami Passing
Grade Program Studi: Cari tahu subtes TKA mana yang
memiliki korelasi tertinggi dengan skor kelulusan (passing grade)
di jurusan dan PTN tujuan Anda.
- Fokus
'Keuntungan Maksimal': Bagi waktu belajar Anda untuk mempertahankan
kekuatan (subtes yang sudah bagus) dan meningkatkan subtes yang
memiliki potensi skor tinggi (bukan hanya subtes yang paling lemah).
5. Mager (Malas Gerak)
Persiapan Non-Teknis
Masalah: Ini adalah kesalahan logistik, administrasi, dan fisik. Peserta menganggap persiapan TKA hanya sebatas belajar. Mereka mengabaikan pentingnya persiapan non-akademik di malam dan hari ujian.
- Dampaknya: Tertinggal kartu peserta, kurang tidur (menyebabkan fokus turun drastis), lupa lokasi dan terlambat, hingga blank karena stres berlebihan. Semua ini fatal karena bisa berujung pada diskualifikasi atau performa yang tidak maksimal.
- Cara
Menghindari (Ceklis Wajib):
- Persiapan
Administrasi:
Siapkan kartu peserta, identitas, dan perlengkapan lain H-1, diletakkan
di tas yang akan dibawa.
- Persiapan
Fisik:
Tidur minimal 7-8 jam sebelum hari-H. Konsumsi makanan ringan yang baik
untuk otak.
- Persiapan
Mental:
Datang ke lokasi ujian minimal 1 jam lebih awal untuk menghindari stres
perjalanan. Jangan belajar berat beberapa jam sebelum tes, cukup review
singkat.
Penulis: Ika Kurnia Sari - SKARIGA