Thursday, May 22, 2025

Strategi Remarketing dengan Iklan Digital

 


Mengapa Remarketing Jadi Kunci dalam Strategi Digital Marketing?

Dalam dunia digital yang penuh persaingan, perhatian konsumen adalah aset yang sangat berharga. Sebagian besar pengunjung website—bahkan lebih dari 90%—tidak langsung melakukan pembelian saat kunjungan pertama. Artinya, hanya mengandalkan satu kali interaksi tidaklah cukup untuk mendorong konversi.

Inilah mengapa remarketing menjadi komponen penting dalam strategi digital marketing. Dengan memanfaatkan data pengunjung, bisnis dapat menargetkan ulang orang-orang yang telah menunjukkan ketertarikan terhadap produk atau layanan mereka. Remarketing membantu memperkuat ingatan merek (brand recall), mendorong keputusan pembelian, dan mengoptimalkan biaya promosi.

Apa Itu Remarketing dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Pengertian Remarketing

Remarketing adalah teknik pemasaran yang menargetkan kembali pengguna yang pernah berinteraksi dengan brand, baik melalui website, media sosial, maupun email. Tujuannya adalah mengingatkan mereka tentang produk atau layanan yang sempat mereka lihat, namun belum mereka beli.

Perbedaan Remarketing dan Retargeting

Meskipun sering dianggap sama, remarketing dan retargeting memiliki perbedaan. Retargeting biasanya mengacu pada penggunaan cookies untuk menampilkan iklan display kepada pengguna yang pernah mengunjungi website. Sementara remarketing mencakup pendekatan yang lebih luas, termasuk penggunaan email marketing dan kampanye berdasarkan database pelanggan.

Mekanisme Kerja Remarketing

Remarketing bekerja dengan cara melacak aktivitas pengguna melalui cookie atau pixel tracking. Saat seseorang mengunjungi website Anda, sistem mencatat perilaku mereka—misalnya melihat produk, menambahkan ke keranjang, atau meninggalkan halaman tanpa membeli. Data ini kemudian digunakan untuk menampilkan iklan yang relevan kepada mereka di berbagai platform digital, seperti media sosial, situs berita, atau bahkan melalui email.

Platform Remarketing Populer yang Bisa Digunakan

Google Ads Remarketing

Google Ads menyediakan fitur remarketing yang kuat dan terintegrasi dengan Google Analytics. Anda bisa menargetkan pengguna yang pernah mengunjungi website Anda melalui jaringan Google Display Network (GDN), YouTube, atau penelusuran Google.

Meta Ads (Facebook dan Instagram)

Platform Meta memungkinkan Anda membuat Custom Audience berdasarkan interaksi pengguna di Facebook dan Instagram. Anda bisa menargetkan ulang orang yang menyukai halaman Anda, melihat video, atau mengunjungi website Anda melalui iklan dinamis dan iklan gambar.

TikTok dan LinkedIn Ads

TikTok menawarkan fitur retargeting berbasis pixel yang cocok untuk audiens muda, terutama Gen Z. LinkedIn, di sisi lain, lebih relevan untuk bisnis B2B yang ingin menjangkau profesional atau perusahaan dengan strategi remarketing berbasis interaksi konten atau kunjungan profil.

Tools Remarketing Pihak Ketiga

Beberapa tools pihak ketiga seperti AdRoll dan Criteo menawarkan remarketing lintas platform. AdRoll memungkinkan Anda menjangkau audiens melalui berbagai saluran seperti media sosial, Google, hingga email. Sedangkan Criteo fokus pada e-commerce dengan iklan yang sangat dinamis. Marketplace seperti Shopee dan Tokopedia juga memiliki fitur remarketing khusus seperti MyAds dan TopAds.

Ilustrasi strategi remarketing digital yang menargetkan ulang pengunjung website melalui iklan online di berbagai platform.


Strategi Remarketing yang Efektif dan Terukur

Segmentasi Audiens Berdasarkan Perilaku

Segmentasi adalah kunci agar iklan remarketing menjadi relevan. Anda dapat membagi audiens berdasarkan perilaku seperti:

  • Pengunjung yang hanya melihat homepage

  • Pengguna yang membuka halaman produk

  • Calon pembeli yang menambahkan ke keranjang tetapi tidak menyelesaikan pembelian

  • Pelanggan yang pernah membeli sebelumnya dan bisa ditawarkan produk pelengkap

Semakin spesifik segmentasi, semakin besar peluang Anda untuk menyampaikan pesan yang tepat sasaran.

Baca Juga: Cara Memulai Digital Marketing untuk UMKM: Panduan Praktis & Efektif

Personalisasi Konten Iklan

Buat iklan yang menyesuaikan dengan perilaku audiens. Jika seseorang melihat produk tertentu, tampilkan iklan dengan produk tersebut, bukan produk acak. Penggunaan iklan dinamis sangat efektif dalam konteks ini. Selain itu, sesuaikan pesan berdasarkan fase konsumen dalam funnel pembelian, dari awareness hingga konversi.

Menentukan Waktu dan Frekuensi yang Tepat

Waktu penayangan remarketing harus dirancang dengan hati-hati. Jangan menayangkan iklan terlalu sering hingga mengganggu audiens. Gunakan frequency cap agar iklan hanya tampil beberapa kali dalam periode tertentu. Selain itu, sesuaikan waktu penayangan berdasarkan perilaku pengguna. Untuk produk dengan proses pertimbangan panjang, jeda beberapa hari bisa lebih efektif.

Melakukan A/B Testing

Uji berbagai variasi iklan Anda, baik dari sisi gambar, teks, headline, hingga ajakan bertindak (call to action). Dengan A/B testing, Anda bisa mengetahui versi mana yang paling efektif meningkatkan klik dan konversi.

Menggunakan Funnel Marketing

Integrasikan strategi remarketing dalam seluruh tahapan funnel pemasaran:

  • Top of Funnel (TOFU): Menyasar pengguna baru dengan konten edukatif atau branding.

  • Middle of Funnel (MOFU): Memberikan informasi lebih detail tentang produk atau layanan.

  • Bottom of Funnel (BOFU): Mendorong konversi dengan penawaran khusus, testimoni, atau diskon.

Menggabungkan Remarketing dengan Email Marketing

Remarketing tidak harus terbatas pada iklan visual. Anda bisa menggabungkannya dengan email marketing. Contohnya, jika seseorang meninggalkan keranjang belanja, Anda bisa mengirimkan email pengingat disertai iklan display yang menampilkan produk yang sama.

Studi Kasus: Strategi Remarketing Brand Lokal

Salah satu brand kosmetik lokal berhasil meningkatkan konversi hingga tiga kali lipat hanya dengan strategi remarketing yang tepat. Mereka menargetkan ulang pengguna yang:

  • Mengunjungi halaman produk tapi tidak membeli

  • Menambahkan produk ke wishlist

  • Pernah membuka email promosi

Iklan yang digunakan menampilkan produk favorit yang pernah dilihat calon pembeli, dengan penawaran seperti gratis ongkir atau diskon terbatas. Strategi ini tidak hanya menurunkan biaya akuisisi pelanggan, tetapi juga meningkatkan retensi dan loyalitas.

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari

Beberapa kesalahan yang sering dilakukan dalam remarketing antara lain:

  • Menampilkan iklan terlalu sering hingga mengganggu pengguna

  • Tidak menyaring audiens yang sudah melakukan pembelian

  • Menayangkan iklan yang tidak relevan dengan minat atau perilaku audiens

  • Tidak melakukan pengujian terhadap variasi iklan

Hindari kesalahan-kesalahan ini untuk menjaga efektivitas dan efisiensi kampanye Anda.

Cara Mengukur Keberhasilan Remarketing

Beberapa metrik penting yang perlu diperhatikan:

  • Click Through Rate (CTR): Mengukur seberapa menarik iklan Anda bagi audiens

  • Conversion Rate: Mengukur berapa banyak yang akhirnya melakukan aksi (pembelian, pendaftaran)

  • Return on Ad Spend (ROAS): Menghitung keuntungan dari biaya iklan yang dikeluarkan

  • View-Through Conversion: Konversi yang terjadi meski audiens tidak mengklik iklan secara langsung

Gunakan data dari platform iklan seperti Google Ads, Meta Ads, atau integrasi dengan Google Analytics untuk mendapatkan laporan yang lebih komprehensif.

FAQ

Apa perbedaan remarketing dan retargeting?
Retargeting umumnya merujuk pada iklan display berbasis cookies, sedangkan remarketing mencakup pendekatan lebih luas termasuk email marketing dan kampanye berbasis data pelanggan.

Apakah strategi remarketing hanya efektif untuk e-commerce?
Tidak. Strategi ini juga efektif untuk bisnis jasa, kursus online, hingga software. Kuncinya adalah bagaimana Anda membangun funnel dan mengelola database audiens.

Berapa lama waktu yang ideal untuk menayangkan iklan remarketing?
Tergantung pada siklus pembelian produk. Umumnya, jangka waktu 7–30 hari setelah interaksi terakhir adalah waktu yang optimal.

Apakah iklan remarketing bisa dianggap mengganggu?
Bisa, jika terlalu sering ditampilkan. Oleh karena itu, penting untuk mengatur frekuensi iklan dan menyusun pesan yang relevan agar tetap memberikan nilai bagi audiens.

Strategi remarketing adalah salah satu taktik paling efektif dalam strategi digital marketing untuk membangun koneksi lanjutan dengan calon pelanggan. Daripada membiarkan mereka pergi begitu saja, remarketing memberi Anda kesempatan kedua untuk meyakinkan dan mengarahkan mereka menuju keputusan pembelian.

Dengan pendekatan yang relevan, personal, dan terukur, remarketing tidak hanya meningkatkan konversi, tetapi juga membangun hubungan jangka panjang antara brand dan pelanggan.

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *