Dampak Program Merdeka Belajar terhadap Sekolah

Dampak Program Merdeka Belajar terhadap Sekolah!aligncenter

Transformasi Pembelajaran di Sekolah

Kurikulum yang Lebih Fleksibel

Program Merdeka Belajar telah membawa gelombang perubahan dalam ekosistem pendidikan di Indonesia. Inisiatif yang diprakarsai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini berupaya menciptakan sistem pembelajaran yang lebih adaptif, fleksibel, dan berpusat pada peserta didik.

Salah satu dampak paling nyata dari Merdeka Belajar adalah penerapan Kurikulum Merdeka. Hingga 2025, data Kemendikbudristek menunjukkan bahwa lebih dari 80% sekolah dasar dan menengah telah mengadopsi kurikulum ini.

Kurikulum Merdeka menekankan pada pengembangan kompetensi dan profil pelajar Pancasila, bukan sekadar pencapaian materi. Hal ini memberikan kebebasan lebih besar bagi guru untuk merancang pembelajaran yang kontekstual dan relevan dengan kondisi peserta didik.

Platform Digital untuk Guru

Melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM), guru dapat mengakses beragam sumber belajar seperti:

  • Perangkat ajar (modul, RPP, asesmen)
  • Pelatihan mandiri dan video inspiratif
  • Forum berbagi praktik baik antar guru

Fitur ini memperkuat peran guru sebagai fasilitator pembelajaran, bukan sekadar penyampai materi. PMM juga mendukung guru dalam peningkatan kompetensi secara berkelanjutan.

Tantangan di Lapangan

Kesenjangan Akses dan Infrastruktur

Meski progres di banyak wilayah cukup signifikan, implementasi Merdeka Belajar masih menghadapi tantangan serius di sejumlah daerah, khususnya di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

Beberapa hambatan yang masih dihadapi antara lain:

  • Keterbatasan akses internet
  • Sarana dan prasarana sekolah yang minim
  • Rendahnya literasi digital guru

Harapan dan Komitmen Bersama

Perlu Sinergi Pemerintah dan Sekolah

Agar program Merdeka Belajar dapat berdampak luas dan merata, dibutuhkan komitmen kolektif dari semua pihak:

  • Pemerintah pusat dan daerah
  • Kepala sekolah dan guru
  • Orang tua dan masyarakat

Pendidikan bukan sekadar tanggung jawab sekolah, tetapi investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Inovasi kurikulum perlu diiringi dengan peningkatan kapasitas SDM pendidikan dan penguatan sistem evaluasi.

Sevenstar Indonesia

Menumbuhkan Budaya Reflektif

Program Asesmen Nasional (AN) sebagai pengganti Ujian Nasional juga menjadi bagian dari perubahan mendasar.

AN bertujuan menilai mutu pendidikan berdasarkan hasil belajar kognitif dan non-kognitif siswa, serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim sekolah.

Dengan AN, sekolah diajak untuk lebih reflektif dan memperbaiki praktik pendidikan secara menyeluruh, bukan hanya fokus pada hasil akhir.

 Baca Juga : Inovasi Digital Mengubah Wajah Pendidikan Indonesia

FAQ Seputar Program Merdeka Belajar

1. Apa itu Kurikulum Merdeka?
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum baru yang memberi keleluasaan bagi guru dan sekolah untuk menyusun pembelajaran sesuai konteks lokal dan kebutuhan siswa.

2. Apa manfaat Platform Merdeka Mengajar (PMM)?

PMM menyediakan berbagai sumber daya belajar, pelatihan, dan forum berbagi yang membantu guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka.

3. Apa perbedaan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional?
Asesmen Nasional tidak mengukur nilai individual siswa, tetapi mengevaluasi mutu pembelajaran di satuan pendidikan.

4. Apa tantangan utama dalam implementasi Merdeka Belajar?
Tantangan utama meliputi keterbatasan infrastruktur, akses digital, dan kesiapan guru di wilayah 3T.

5. Siapa yang seharusnya berperan dalam menyukseskan program ini?
Semua pihak—pemerintah, sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat—perlu berkolaborasi untuk menciptakan pendidikan yang merdeka dan bermutu.

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *