Menelusuri Sejarah Pemerintahan Indonesia dari Masa ke Masa, Sebuah Perjalanan Panjang Menuju Demokrasi
Hai,
Sobat Merah Putih! Pernahkah kamu berpikir bagaimana bentuk pemerintahan
Indonesia sebelum seperti sekarang? Perjalanan bangsa kita dalam menemukan
sistem pemerintahan yang paling pas itu panjang dan berliku, lho. Dari masa
kerajaan kuno hingga era reformasi yang kita nikmati saat ini, semuanya punya
cerita dan pelajaran berharga.
Yuk,
kita telusuri bersama jejak-jejak sejarah pemerintahan di tanah air. Dengan
memahami masa lalu, kamu akan lebih menghargai sistem demokrasi yang kita
miliki sekarang. Siap untuk berpetualang melintasi waktu?
Awal Mula
Pemerintahan: Masa Kerajaan Hindu-Buddha dan Islam
Jauh
sebelum nama "Indonesia" ada, nusantara diwarnai oleh berbagai
kerajaan megah. Di masa ini, sistem pemerintahannya sangat khas.
Era Kerajaan Hindu-Buddha
Pada
periode ini, konsep Dewa-Raja menjadi landasan utama. Raja bukan hanya pemimpin
pemerintahan, tetapi juga dianggap sebagai titisan dewa di bumi. Kekuasaannya
bersifat mutlak dan turun-temurun. Kamu bisa bayangkan betapa sentralnya peran
seorang raja saat itu. Contohnya adalah Kerajaan Kutai, Sriwijaya, hingga
Majapahit yang legendaris. Struktur pemerintahannya sudah cukup terorganisir
dengan adanya pejabat-pejabat yang membantu raja dalam menjalankan roda
pemerintahan.
Era Kesultanan Islam
Masuknya
pengaruh Islam membawa perubahan. Konsep Dewa-Raja perlahan berganti menjadi Sultan
sebagai pemimpin tertinggi. Meskipun masih bersifat turun-temurun, nilai-nilai
Islam turut memengaruhi hukum dan tata kelola pemerintahan. Sultan seringkali
juga dipandang sebagai pemimpin agama (khalifah). Kesultanan seperti Demak,
Mataram Islam, dan Samudera Pasai adalah contoh nyata bagaimana sistem ini
berjalan, menggabungkan tradisi lokal dengan ajaran Islam.
Babak Baru: Di Bawah Cengkeraman Kolonialisme
Kedatangan
bangsa Eropa menjadi titik balik yang dramatis dalam sejarah pemerintahan di
nusantara.
Masa Penjajahan Belanda (Hindia Belanda)
Selama
ratusan tahun, pemerintahan di nusantara dikendalikan oleh Belanda. Awalnya
melalui kongsi dagang VOC, kemudian diambil alih langsung oleh Kerajaan
Belanda. Sistem pemerintahan yang diterapkan adalah sentralistik dan hierarkis.
Pucuk pimpinan tertinggi adalah Gubernur Jenderal yang merupakan perwakilan
Raja Belanda.
Struktur
birokrasi modern mulai diperkenalkan, namun tujuannya adalah untuk
mengeksploitasi sumber daya alam. Para bupati dan penguasa lokal dijadikan
pegawai pemerintah kolonial, membuat mereka kehilangan otonomi. Rakyat pun
hidup dalam sistem yang tidak berpihak pada kesejahteraan mereka.
Masa Pendudukan Jepang
Meskipun
singkat (1942-1945), pendudukan Jepang membawa perubahan signifikan. Jepang
menerapkan pemerintahan militer yang membagi Indonesia menjadi tiga
wilayah komando. Untuk menarik simpati, Jepang melibatkan beberapa tokoh
nasionalis dalam pemerintahan dan membentuk badan-badan seperti BPUPKI dan
PPKI. Meski tujuannya untuk kepentingan perang Jepang, langkah-langkah ini
secara tidak langsung menjadi "pemanasan" bagi para pendiri bangsa
untuk mempersiapkan kemerdekaan.
Indonesia Merdeka: Pencarian Bentuk Pemerintahan
Proklamasi
17 Agustus 1945 adalah gerbang menuju era baru. Namun, perjalanan mencari
sistem pemerintahan yang stabil tidaklah mudah.
Orde Lama (1945-1966)
Di
bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, periode ini penuh dengan dinamika.
Indonesia sempat mencoba beberapa sistem:
- Presidensial
(1945-1949):
Sesuai dengan UUD 1945 yang asli, presiden adalah kepala negara sekaligus
kepala pemerintahan.
- Parlementer
Semu (RIS, 1949-1950):
Akibat Konferensi Meja Bundar, Indonesia menjadi negara serikat dengan
sistem parlementer di mana perdana menteri memimpin kabinet.
- Demokrasi
Parlementer (1950-1959):
Kembali ke negara kesatuan, namun kabinet jatuh bangun dan kondisi politik
tidak stabil.
- Demokrasi
Terpimpin (1959-1966):
Melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Indonesia kembali ke UUD 1945 dengan
sistem presidensial. Namun, kekuasaan presiden menjadi sangat besar dan
terpusat.
Orde Baru (1966-1998)
Era
ini dipimpin oleh Presiden Soeharto. Sistem pemerintahannya adalah presidensial
dengan landasan konstitusi UUD 1945. Fokus utama Orde Baru adalah stabilitas
politik dan pembangunan ekonomi. Namun, kekuasaan yang terpusat selama 32 tahun
menyebabkan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) serta terbatasnya
kebebasan berpendapat. Kekuasaan eksekutif (presiden) menjadi sangat dominan.
Era Reformasi (1998-Sekarang)
Lengsernya
Presiden Soeharto pada tahun 1998 menandai dimulainya Era Reformasi. Ini adalah
era koreksi total terhadap penyimpangan di masa Orde Baru. Perubahan paling
mendasar adalah amandemen UUD 1945 (sebanyak empat kali), yang bertujuan sebagai
berikut.
- Membatasi
masa jabatan presiden menjadi maksimal dua periode.
- Memperkuat
peran lembaga legislatif (DPR) dan yudikatif (MA, MK).
- Menegaskan
pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat.
- Menerapkan
otonomi daerah yang luas, memberikan kewenangan lebih besar kepada
pemerintah daerah.
Sistem pemerintahan saat ini tetap presidensial, namun dengan mekanisme checks and balances yang lebih kuat antar lembaga negara untuk mencegah penumpukan kekuasaan.