Pejabat Pemerintah Wajib Laporkan Kekayaan
Laporan Kekayaan Bukan Sekadar
Administrasi, tapi Cermin Integritas
Kewajiban pejabat pemerintah melaporkan harta kekayaan melalui Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) bukan sekadar prosedur birokratis. Ini adalah alat vital untuk memastikan transparansi, akuntabilitas, serta mencegah potensi tindak pidana korupsi. Namun, bagaimana realisasinya di lapangan?
Mengapa LHKPN Itu Penting?
Bukan
Formalitas, Tapi Pilar Kepercayaan Publik
Pelaporan
kekayaan adalah hak publik. Masyarakat berhak tahu berapa besar kekayaan
pejabat negara yang dipilihnya—dan bagaimana kekayaan itu bertambah atau
berkurang selama menjabat.
Melalui
e-LHKPN, proses pelaporan sebenarnya telah dibuat digital dan lebih efisien.
Namun faktanya, tidak semua pejabat memahami pentingnya keterbukaan ini, bahkan
ada yang masih menganggapnya sebagai beban administratif semata.
Faktor
Penghambat Pelaporan
Beberapa
kendala yang ditemukan di lapangan meliputi:
- Kurangnya
edukasi teknis tentang cara pengisian e-LHKPN
- Minimnya supervisi atau pendampingan
- Persepsi bahwa
pelaporan tidak berpengaruh pada karier
Padahal,
dalam konteks tata kelola pemerintahan modern, transparansi kekayaan pejabat
menjadi kunci dalam membangun kepercayaan publik.
Sanksi dan Penegakan Aturan
Teguran
Administratif Saja Tak Cukup
Regulasi
memang telah menetapkan kewajiban pelaporan, tetapi sanksi terhadap pelanggar
masih dianggap ringan.
Banyak
pejabat yang hanya menerima teguran administratif, bahkan tetap
menduduki jabatan penting meski tidak patuh terhadap aturan.
Beberapa
pengamat mendorong agar ada konsekuensi lebih tegas, seperti:
- Penundaan pelantikan jabatan baru
- Pembekuan tunjangan jabatan
- Penilaian kinerja ASN yang menyertakan kepatuhan terhadap LHKPN
Akses Publik dan Peran Masyarakat
Mendorong
Partisipasi dan Pengawasan Sosial
Laporan LHKPN
dapat diakses secara terbuka melalui situs KPK. Masyarakat bisa melihat,
meneliti, dan bahkan membandingkan kekayaan pejabat dari waktu ke waktu.
Hal ini
sejalan dengan prinsip open government dan partisipasi publik dalam pengawasan
pejabat negara.
Dengan keterbukaan data, masyarakat dapat ikut serta menjadi pengawas terhadap potensi penyelewengan jabatan dan akumulasi kekayaan tidak wajar.
Solusi dan Rekomendasi ke Depan
Meningkatkan
Edukasi dan Literasi Digital
Diperlukan
pelatihan berkala bagi pejabat negara mengenai pentingnya LHKPN serta tata cara
pengisian yang benar. Terutama di daerah yang masih memiliki tingkat kepatuhan
rendah, pendekatan edukatif akan jauh lebih efektif dibandingkan hanya sekadar
ancaman sanksi.
Penguatan
Regulasi dan Akuntabilitas
Perlu adanya
revisi aturan yang menghubungkan pelaporan LHKPN dengan sistem penilaian
kinerja dan promosi jabatan. LHKPN harus dilihat sebagai indikator
integritas, bukan sekadar isian formulir tahunan.
Pelaporan Kekayaan, Fondasi Negara Bebas
Korupsi
Laporan Harta
Kekayaan Penyelenggara Negara bukan hanya simbol. Ia adalah alat ukur
integritas. Jika dilakukan dengan benar, transparan, dan akurat, LHKPN akan
menjadi tameng awal dari praktik korupsi dan titik tolak untuk memperkuat
kepercayaan rakyat terhadap pemimpinnya.
Sebaliknya,
jika LHKPN hanya dianggap rutinitas tahunan tanpa makna, maka peluang
manipulasi dan penyelewengan semakin terbuka lebar.