Perbedaan Soft Skill dan Hard Skill, Mana yang Lebih Dibutuhkan di Dunia Kerja?
![]() |
Sumber : Canva |
Banyak
orang sering mendengar istilah soft skill dan hard skill, tapi masih bingung
apa sebenarnya bedanya. Apalagi, dunia kerja 2025 sudah jauh berbeda dengan
lima atau sepuluh tahun lalu. Perusahaan kini tidak hanya menilai karyawan dari
kemampuan teknis semata, tapi juga bagaimana mereka beradaptasi, berkomunikasi,
hingga memimpin tim.
Jadi,
pertanyaan besar pun muncul : mana yang lebih dibutuhkan di dunia kerja, soft
skill atau hard skill? Mari kita bahas lebih dalam.
Apa Itu
Soft Skill?
Soft
skill adalah keterampilan non-teknis yang lebih berhubungan dengan kepribadian,
cara berpikir, serta kemampuan sosial seseorang. Contohnya : komunikasi,
kreativitas, kepemimpinan, kemampuan bekerja sama, dan manajemen waktu.
Seseorang
yang punya soft skill bagus biasanya lebih mudah diterima di lingkungan kerja,
karena mereka bisa membangun hubungan, memecahkan masalah, dan menghadapi
perubahan dengan lebih tenang.
Bayangkan
Anda punya rekan kerja yang pintar sekali secara teknis, tapi tidak bisa
bekerja sama. Alih-alih membantu, justru bikin suasana kerja jadi tegang.
Itulah kenapa soft skill sangat berharga.
Apa Itu
Hard Skill?
Hard
skill adalah keterampilan teknis yang bisa dipelajari dan diukur. Misalnya:
menguasai software akuntansi, bisa coding dengan Python, mengoperasikan mesin,
atau jago desain grafis.
Biasanya
hard skill bisa didapatkan melalui sekolah, pelatihan, kursus, hingga
sertifikasi. Contoh paling sederhana : seseorang yang lulus jurusan IT biasanya
sudah dibekali dengan kemampuan programming tertentu.
Hard
skill sering menjadi syarat utama untuk masuk kerja, karena perusahaan tentu
butuh karyawan yang bisa menyelesaikan pekerjaan secara teknis.
Perbedaan
Soft Skill dan Hard Skill
Kalau
mau disederhanakan, perbedaan keduanya bisa dilihat dari beberapa hal :
Sifatnya
1.
Hard skill bisa dipelajari lewat pendidikan atau kursus.
2.
Soft skill lebih banyak berkembang lewat pengalaman dan interaksi sosial.
Cara
mengukur
1.
Hard skill bisa diuji lewat tes tertulis atau praktek.
2.
Soft skill biasanya terlihat dari perilaku sehari-hari.
Peran di
dunia kerja
1.
Hard skill membuat Anda layak direkrut.
2.
Soft skill membuat Anda bertahan dan berkembang.
Baca Juga: Soft Skill yang Wajib Dimiliki Generasi Muda di Era Modern
![]() |
Sumber : Canva |
Mana yang
Lebih Dibutuhkan di Dunia Kerja?
Pertanyaan
ini sering sekali muncul: apakah perusahaan lebih butuh soft skill atau hard
skill?
Jawabannya
: keduanya sama-sama penting, tapi proporsinya berbeda sesuai kebutuhan
pekerjaan.
Jika
Anda bekerja di bidang yang sangat teknis (misalnya : data scientist, dokter,
arsitek), maka hard skill tentu jadi prioritas.
Tapi
jika ingin naik ke posisi manajerial atau leadership, soft skill akan jauh
lebih menentukan.
Menurut survei LinkedIn 2025, hampir 60% perekrut mengatakan mereka lebih sulit menemukan kandidat dengan soft skill yang kuat dibanding hard skill. Jadi, meskipun punya kemampuan teknis luar biasa, tanpa soft skill yang baik Anda bisa kesulitan berkembang.
Baca Juga: Soft Skill yang Tidak Bisa Digantikan AI di Dunia Kerja
Contoh
Kasus di Dunia Kerja
Programmer
1.
Hard skill : menguasai bahasa pemrograman terbaru.
2.
Soft skill : mampu bekerja sama dengan tim product dan design, serta bisa
menjelaskan ide dengan jelas.
Marketing
Specialist
1.
Hard skill : memahami SEO, data analytics, campaign digital.
2.
Soft skill : punya empati memahami konsumen, kreatif, mampu negosiasi.
Manajer
HR
1.
Hard skill : memahami hukum ketenagakerjaan, sistem HRIS.
2.
Soft skill : kemampuan komunikasi interpersonal, mendengarkan, dan
menyelesaikan konflik.
Tantangan
Dunia Kerja
Kita
hidup di era di mana teknologi semakin maju. Banyak pekerjaan teknis yang bisa
digantikan oleh AI dan otomatisasi. Hal ini membuat soft skill semakin
bernilai, karena mesin tidak bisa menggantikan empati, kreativitas, atau
kemampuan kepemimpinan manusia.
Misalnya,
mesin bisa menghitung data lebih cepat dari manusia. Tapi membuat keputusan
strategis, bernegosiasi dengan klien, atau memotivasi tim? Itu tetap
membutuhkan manusia dengan soft skill yang matang.
![]() |
Sumber : Canva |
Cara
Mengembangkan Soft Skill dan Hard Skill
Menguasai
keduanya butuh strategi berbeda :
Mengasah
Hard Skill
1.
Ikut kursus online atau offline (contoh: coding, desain, akuntansi).
2.
Ambil sertifikasi profesional.
3.
Praktik langsung di proyek nyata.
Mengasah
Soft Skill
1.
Ikut organisasi atau komunitas agar terbiasa berinteraksi.
2.
Belajar komunikasi efektif.
3.
Melatih empati dengan sering mendengarkan orang lain.
4.
Terbuka terhadap feedback dari rekan kerja.
5.
Link Keywords (Natural Internal Linking)
Bagi
fresh graduate, sebaiknya pahami dulu skill yang harus dimiliki agar tidak
tersaingi AI.
Baca Juga: Tips Mengasah Soft Skill Lewat Aktivitas Sehari-hari
Pada
akhirnya, perbedaan soft skill dan hard skill bukan untuk diperdebatkan mana
yang lebih penting. Justru, keduanya harus berjalan beriringan. Hard skill
membuat Anda bisa masuk ke dunia kerja, sedangkan soft skill membuat Anda
bertahan dan naik level.
Di
tahun 2025 dan seterusnya, keseimbangan antara keduanya akan menjadi kunci
sukses karier. Jadi, jangan hanya sibuk belajar hal teknis, tapi juga latih
cara berkomunikasi, beradaptasi, dan membangun relasi.
Penulis
: Safira Novanda Hafizham (uva)