Nilai TKA dan Pengaruhnya pada SNBP 2026

Sistem seleksi masuk perguruan tinggi negeri kembali mengalami penyesuaian yang cukup penting pada tahun akademik 2026. Salah satu komponen yang semakin mendapat perhatian adalah Nilai Tes Kemampuan Akademik (TKA).
Jika pada tahun-tahun sebelumnya penilaian jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) lebih bertumpu pada rapor dan prestasi non-akademik, kini nilai TKA memiliki peran sebagai penguat objektivitas dan pembeda antar kandidat.
Mari kita membahas secara komprehensif bagaimana nilai TKA berpengaruh dalam seleksi SNBP 2026, bagaimana pembobotannya ditentukan, serta strategi yang dapat dilakukan siswa agar peluang diterima semakin besar.
SNBP 2026 Menilai Dua Komponen Utama
Seleksi SNBP 2026 menggunakan dua komponen penilaian utama:
-
Nilai Rapor
Komponen ini tetap menjadi pondasi, dengan bobot minimal 50% dari total penilaian. Semua mata pelajaran yang tertulis dalam rapor menjadi bagian dari pertimbangan. -
Nilai Pendukung
Mencakup nilai prestasi akademik dan non-akademik, portofolio (jika diperlukan), serta nilai TKA. Komponen ini memiliki bobot maksimal 50%, tergantung kebijakan masing-masing perguruan tinggi.
Dengan komposisi tersebut, TKA bukan pengganti rapor, namun hadir sebagai instrumen penguat dan pemilah tingkat kesiapan akademik siswa.
Baca juga: Strategi Memilih Jurusan SNBP agar Peluang Lolosmu Semakin Besar
TKA Bukan Sekadar Tes, Tetapi Validator Objektivitas
Salah satu alasan utama nilai TKA menjadi penting adalah perbedaan standar penilaian antar sekolah. Ada sekolah yang memiliki standar penilaian ketat, ada pula yang cenderung lebih longgar. Untuk memastikan bahwa siswa yang mendaftar ke PTN memiliki kualitas akademik yang setara, TKA digunakan sebagai alat validasi.
Nilai rapor yang tinggi akan semakin kuat dan kredibel jika didukung nilai TKA yang selaras. Sebaliknya, jika nilai TKA jauh berbeda dari rapor, hal tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi perguruan tinggi dalam evaluasi akhir.
Pembobotan Nilai TKA Bersifat Fleksibel Sesuai Kebijakan PTN
Tidak ada angka baku yang menentukan seberapa besar porsi nilai TKA dalam SNBP 2026. Setiap PTN memiliki kewenangan penuh untuk menentukan bobot tersebut sesuai kebutuhan masing-masing prodi.
-
Program studi dengan tingkat persaingan tinggi (misalnya Kedokteran atau Teknik Informatika) cenderung memberikan bobot TKA yang lebih besar.
-
Program studi berbasis portofolio (misalnya Seni atau Desain) mungkin menyeimbangkan bobot TKA dengan portofolio karya.
Kondisi ini memberi ruang strategi bagi siswa: selain menjaga rapor, memilih prodi yang sesuai dengan kekuatan akademik juga sangat penting.

Nilai TKA Sering Menjadi Faktor Pembeda
Dalam situasi di mana dua calon mahasiswa memiliki nilai rapor dan prestasi yang hampir sama, PTN akan membutuhkan dasar pembeda yang objektif. Di sinilah nilai TKA menjadi penentu.
Jika nilai TKA lebih tinggi dan selaras dengan rapor, besar kemungkinan PTN akan memilih siswa tersebut karena menunjukkan konsistensi kemampuan.
Proses Penskoran TKA Bersifat Digital dan Terstandarisasi
Semua proses koreksi dan penilaian TKA menggunakan sistem komputer. Jawaban dianalisis, kemudian dikonversi ke skala nasional 0–100. Pembulatan dilakukan hingga dua angka di belakang koma.
Model penilaian menggunakan pendekatan Item Response Theory (IRT) yang mengukur kemampuan peserta tidak hanya berdasarkan benar-salah, tetapi juga tingkat kesulitan soal yang berhasil dijawab. Dengan demikian:
-
Peserta yang mampu menjawab soal sulit mendapatkan nilai lebih tinggi,
-
Hasil menjadi lebih adil dan terkalibrasi secara nasional.
Struktur Mata Uji TKA: Wajib dan Pilihan
TKA terdiri dari dua kelompok besar:
Mata Uji Wajib
-
Matematika
-
Bahasa Indonesia
-
Bahasa Inggris
Mata uji ini dirancang untuk mengukur kemampuan dasar akademik dan kemampuan analitis.
Mata Uji Pilihan
Disesuaikan dengan jalur jurusan yang ingin diambil:
-
Sains dan Teknologi: Fisika, Kimia, Biologi
-
Sosial dan Humaniora: Ekonomi, Sosiologi, Geografi, Sejarah
Pemilihan mata uji yang tepat merupakan bagian strategis dalam mempersiapkan SNBP.
Strategi Memilih Mata Uji yang Tepat
Pemilihan mata uji harus selaras dengan program studi yang dituju. Contoh:
-
Jika ingin masuk Teknik Elektro, maka Fisika sering menjadi pilihan terbaik.
-
Jika ingin masuk Ilmu Komunikasi, Sosiologi atau Bahasa Inggris dapat memberikan penguatan.
Kesalahan dalam memilih mata uji dapat menurunkan relevansi nilai TKA dengan kebutuhan prodi.
Baca juga: Strategi Mengerjakan Soal TKA yang Benar Agar Waktu Tidak Terbuang Sia-sia
Menyusun Strategi Komprehensif Menghadapi SNBP 2026
Untuk meningkatkan peluang diterima melalui SNBP, siswa perlu memiliki pendekatan menyeluruh:
-
Jaga Kestabilan Nilai Rapor
Konsistensi lebih penting daripada lonjakan nilai sesaat. -
Perkuat Persiapan Nilai TKA
Latihan soal berjenjang dan simulasi mandiri menjadi penting. -
Bangun Portofolio Jika Relevan
Terutama bagi prodi seni, desain, atau pendidikan. -
Riset Prodi dan PTN
Setiap PTN memiliki karakter seleksi yang berbeda; pahami sebelum menentukan pilihan.
Nilai TKA dalam SNBP 2026 bukan sekadar angka tambahan. Ia berfungsi sebagai penguat kredibilitas, penyaring objektif, dan pembeda dalam kompetisi masuk perguruan tinggi negeri yang semakin ketat. Menghadapi hal tersebut, siswa perlu memadukan kualitas rapor, nilai TKA yang solid, portofolio yang relevan, dan strategi pemilihan prodi yang tepat.
Dengan persiapan yang terarah, peluang lolos SNBP akan jauh lebih terbuka.
Gambar: Canva
Penulis: Irma Alifiatul Desi Wulandari (rma)
Referensi:
Website Tirto id
Website Detikcom


